Kamis, 20 Oktober 2011

Administrasi Sebagai Disiplin Ilmu


Administrasi Sebagai Disiplin Ilmu

                Ilmu administrasi adalah suatu ilmu yang masih muda dari pada ilmu ilmu lainnya. Nanti pada abad ke 19, ilmu ini muncul di tengah tengah ilmj pengetahuan lainnya yang telah ada . meskipun ilmu administrasi ini baru saja berkembang. Jauh sebelumnya sdudah ada persoalan admnistrasi yakni semenjak manusia hidup di samping manusia lainnya.
            Administrasi adalah segenap proses penyelenggaraan usaha kerjasama manusia untuk memenuhi kebutuhan kebuituhannya ataupun tujuannya.Jadi administrasi itu sudah ada sejak adanya sekelompok manusia di bumi ini yang bekerja sama karena dorongan oleh factor keinginan maupun faktor keharusan untuk memenuhikebutuhan atau tujuan tujuannya.
            Menurut Siagian (1977),”Administrasi adalah keseluruhan kerja sama antara dua orang atau lebih yang diu dasarkan oleh rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya. Menurut The Liang Gie & Sutarto (1977), “Administrasi adalahSegenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan yang di laukkan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuannya.

A.Perkembangan Administrasi Sebagai Ilmu
Di tinjau dari segi penahapan perkembangan Ilmu administrasi Sejak Lahirnya Tahun 1886 sampai sekarang telah menjalani 4 masa tahapan Menurut Siagian yaitu:
1.      Masa Survival Priode (1886 – 1930)
Tahun 1886 sering di sebut sebahagai “Tahun lahirnya Ilmu admnisitarsi”, hal ini fi karenakan pada tahun itulah gerakan manajemen/ administrasi ilmiah dimulai oleh Federick Wislow taylor Di Amerika Serikat Yang di juluki Bapak ilmu manajemen dan kemudian diikuti oleh Hendrick Fayol di Prancis yang di juluki pula sebagai bapak administrasi. Dlama masa ini Para sarjana mulai memperjuangkan supaya pengetahuan administrasi dapat menjadi suatu ilmu yang mandiri atau sebagai cabang ilmu pengetahuan

2.      Masa Consolidation And Completion Peride ( 1930 – 1945)
Dalam masa ini asas asas, rumus rumus, dan kaidah kaidah (Norma) ilmu administrasi lebih di sempurnakan sehingga kebenarannya tidak dapat di bantah lagi. Dalam masa ini juga mutu(quality) dan jumlah (quantity) para sarjana administrasi turut di kembangkan serta gelar gelar kesarjanaan dalam ilmu admnistrasi Negara dan niaga banyak di berikan oleh lembaga pendidikan tinggi

3.      Masa Human Relation Periode (1945 – 1959)
Tahap ini di sebut Human Relation Karena telah terciptanya Prinsip prinsip Rumus rumus dan kaidah kaidah yang sudah teruji kebenarannya. Dalam masa ini para sarjana administrasi mulai memperhatikan segi manusiawi dan menyeliki segala hubungan dari semua orang dalam kegiatan kerjsa sama, baik hubungan kerjasama resmi(formal)mauopun tidak resmi(non formal).Pada masa ini pula hamper  semua buku m engenai hubungan antara mansuai dan kegiatan kerja samanya.

4.      Masa Behavioralisme period (1959 – sekarang)
Dalam masa ini yang di soroti bukan hanya manusianya sendiri sebagai mahluk hidup yang mempunyai martabat, kepribadian , tujuan dll akan tetapi sudah menunggkat kepada penyelidikan tentang tindak tanduk manusia. Para sarjana mulai mengadakan perhatian serta mengadakan peningkatan terhadap penyelidikan mengenai prilaku orang orang dalam kehidupan organisai dan alas an alas an mengapa manusia melakukan tindakan tindakan demikian.

B. Pengertian Administrasi

Administrasi dalam arti sempit merupakan kegiatan ketatausahaan yang mliputi kegiatan cata-mencatat, surat-menyurat, pembukuan dan pengarsipan surat serta hal-hal lainnya yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi serta mempermudah memperoleh informasi kembali jika dibutuhkan.

* Administrasi didefinisikan sebagai bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha kelompok individu guna mencapai tujuan bersama (Newman, 1963).

* Administrasi adalah proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok, pemerintah atau swasta, sipil atau militer, besar atau kecil (White, 1958).

* Administrasi sebagai kegiatan kelompok yang mengadakan kerjasama guna menyelesaikan dengan penuh tanggung jawab atau tugas bersama (Simon, 1958).

  Administrasi dalam arti luas. Menurut The Liang Gie  mengatakan “Administrasi secara luas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu”(1980:9). Administrasi secara luas dapat disimpulkan pada dasarnya semua mengandung unsur pokok yang sama yaitu adanya kegiatan tertentu, adanya manusia yang melakukan kerjasama serta mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

  Pendapat lain mengenai administrasi dikemukan oleh Sondang P. Siagian mengemukakan “Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara 2 orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya” (1994:3). Berdasarkan uraian dan definisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa administrasi adalah seluruh kegiatan yang dilakukan melalui kerjasama dalam suatu organisasi berdasarkan rencana yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan.

* Pengertian Administrasi dalam bahasa Indonesia  ada 2 (dua):
** Administrasi berasal dari bahasa Belanda, ''Administratie'' yang merupakan pengertian Administrasi dalam arti sempit, yaitu sebagai kegiatan tata usaha kantor (catat-mencatat, mengetik, menggandakan, dan sebagainya). Kegiatan ini dalam bahasa Inggris disebut : Clerical works (FX.Soedjadi, 1989).
** Administrasi dalam arti luas, berasal dari bahasa Inggris ''Administration" , yaitu proses kerjasama antara dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan (S.P. Siagian, 1973)

Berdasarkan hal tersebut diatas, administrasi ialah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

Jadi administrasi adalah penyelenggaraannya, dan manajemen adalah orang-orang yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelenggaraan kerja yang dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama (kerjasama) untuk mencapai tujuan yang yang telah ditetapkan.

C.Syarat Syarat Ilmu
Suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu apabila dapat memenuhi persyaratan-persyaratan, sebagai berikut
  1. ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti, baik yang berhubungan dengan alam (kosmologi) maupun tentang manusia (Biopsikososial). Ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti. Lorens Bagus (1996) menjelaskan bahwa dalam teori skolastik terdapat pembedaan antara obyek material dan obyek formal. Obyek formal merupakan obyek konkret yang disimak ilmu. Sedang obyek formal merupakan aspek khusus atau sudut pandang terhadap ilmu. Yang mencirikan setiap ilmu adalah obyek formalnya. Sementara obyek material yang sama dapat dikaji oleh banyak ilmu lain.
  2. ilmu mensyaratkan adanya metode tertentu, yang di dalamnya berisi pendekatan dan teknik tertentu. Metode ini dikenal dengan istilah metode ilmiah. Dalam hal ini, Moh. Nazir, (1983:43) mengungkapkan bahwa metode ilmiah boleh dikatakan merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interrelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilimiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Almack (1939) mengatakan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesutu interrelasi. Selanjutnya pada bagian lain Moh. Nazir mengemukakan beberapa kriteria metode ilmiah dalam perspektif penelitian kuantitatif, diantaranya:
(a) berdasarkan fakta,
(b) bebas dari prasangka,
(c) menggunakan prinsip-prinsip analisa,
(d) menggunakan hipotesa,
(e) menggunakan ukuran obyektif dan menggunakan teknik kuantifikasi.

Belakangan ini berkembang pula metode ilmiah dengan pendekatan kualitatif. Nasution (1996:9-12) mengemukakan ciri-ciri metode ilimiah dalam penelitian kualitatif, diantaranya :
(a) sumber data ialah situasi yang wajar atau natural setting,
(b) peneliti sebagai instrumen penelitian,
 (c) sangat deskriptif,
(d) mementingkan proses maupun produk,
(e) mencari makna,
(f) mengutamakan data langsung,
(g) triangulasi,
(h) menonjolkan rincian kontekstual,
(i) subyek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti,
(j) mengutama- kan perspektif emic,
(k) verifikasi,
(l) sampling yang purposif,
(m) menggunakan audit trail,
(n)partisipatipatif tanpa mengganggu,
(o) mengadakan analisis sejak awal penelitian,
(p) disain penelitian tampil dalam proses penelitian.
  1. Pokok permasalahan(subject matter atau focus of interest). ilmu mensyaratkan adanya pokok permasalahan yang akan dikaji. Mengenai focus of interest ini Husein Al-Kaff dalam Kuliah Filsafat Islam di Yayasan Pendidikan Islam Al-Jawad menjelaskan bahwa ketika masalah-masalah itu diangkat dan dibedah dengan pisau ilmu maka masalah masalah yang sederhana tidak menjadi sederhana lagi. Masalah-masalah itu akan berubah dari sesuatu yang mudah menjadi sesuatu yang sulit, dari sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu yang rumit (complicated). Oleh karena masalah-masalah itu dibawa ke dalam pembedahan ilmu, maka ia menjadi sesuatu yang diperselisihkan dan diperdebatkan. Perselisihan tentangnya menyebabkan perbedaan dalam cara memandang dunia (world view), sehingga pada gilirannya muncul perbedaan ideologi (Husein Al-Kaff, Filsafat Ilmu,)
D. Pengkategorian Ilmu
Klasifikasi atau pekategorian ilmu pengetahuan mengalami perkembangan atau perubahan sesuai dengan semangat zaman. Terdapat banyak pandangan yang terkait dengan klasifikasi ilmu pengetahuan yang dapat kita temui. Pada makalah ini kami akan mengklasifikasikan ilmu pengetahuan menurut subyeknya dan obyeknya.

·                        Menurut subyeknya
1)         Teoritis
a.         Nomotetis adalah ilmu yang menetapkan hukum-hukum yang universal berlaku, mempelajari obyeknya dalam keabstrakannya dan mencoba menemukan unsur-unsur yang selalu terdapat kembali dalam segala pernyataannya yang konkrit bilamana dan di mana saja, misalnya adalah ilmu alam, ilmu kimia, sosiologi, ilmu hayat dan sebagianya.
b.         Ideografis (ide: cita-cita, grafis: lukisan), ilmu yang mempelajari obyeknya dalam konkrit menurut tempat dan waktu tertentu, dengan sifat-sifatnya yang menyendiri (unik). Misalnya ilmu sejarah, etnografi (ilmu bangsa-bangsa), sosiologi dan sebagainnya.

2)         Praktis (applied science/ ilmu terapan): ilmu yang langsung ditujukan kepada pemakaian atau pengalaman pengetahuan itu, jadi menentukan bagaimanakah orang harus berbuat sesuatu, maka ini pun diperinci lebih lanjut yaitu :
a. Normatif, ilmu yang memesankan bagaimanakah kita harus berbuat, membebankan kewajiban-kewajiban dan larangan-laramgan misalnya: etika (filsafat kesusilaan/filsafat moral)
b. Positif, (applied dalam arti sempit) yaitu ilmu yang mengatakan bagaimanakah orang harus berbuat sesuatu, mencapai hasil tertentu. Misalnya adalah ilmu pertanian, ilmu teknik, ilmu kedokteran dan sebagainnya.

Kedua macam ilmu pengetahuan ini saling melengkapi, jadi walaupun dibedakan tetap tidak boleh dipisahkan. Kebanyakan ilmu pengetahuan mempunyai bagian teoritis disamping bagian praktis, sehingga sering sulit diterapkan dimana suatu ilmu harus dimasukkan dalam pembagian ini, ilmu teoritis, biasannya dapat berdiri sendiri terlepas dari ilmu praktis,akan tetapi ilmu praktis selalu mempunyai dasar yang teoritis.

· Menurut Obyeknya (terutama obyek formalnya atau sudut pandangnya)
1)  Universal/umum: meliputi keseluruhan yang ada,seluruh hidup manusa, misalnnya: teologi/agama dan filsafat.
2) Khusus: hanya mengenai salah satu lapangan tertentu dan kehidupan manusia, jadi obyeknya terbatasa, hanya ini saja atau itu saja.inilah yang biasannya disebut” ilmu pengetahuan”
a. Ilmu-ilmu alam (natural scienses, natuurwetenschappen)
Ilmu yang mempelajari barang-barang menurut keadaanya di alam kodrat saja, terlepas dari pengaruh manusia dan mencari hukum-hukum yang mengatur apa yang terjasi di dalam alam, jadi terperinci lagi menurut obyeknya. Termasuk di dalamnya adalah: ilmu alam, ailmu fisika, ilmu kimia, ilmu hayat dan sebainnya.

b. Ilmu pasti (mathematics)
Ilmu yang memandang barang-barang, terlepas dari isinya hanya menurut besarnya. Jadi mengadakan abstaraksi barang-barang itu. Ilmunya dijabarkan secara logis berpangkal pada beberapa asas-asas dasar (axioma). Termasuk di dalamnya adalah: ilmu pasti, ilmu ukur, ilmu hitung, ilmu al jabar dan sebagainnya.

c. Ilmu-ilmu kerohanian / kebudayaan (geisteswisssen-schaften/social-sciences)
Ilmu yang mempelahari hal-hal dimana jiwa manusia memegang peranan yang menentukan. Yang dipandang bukan barang-barang seperti di alam dunia, terlepas dari manusia, melainkan justru sekadar mengalami pengaruh dari manusia. Termasuk misalnnya: ilmu sejarah, ilmu mendidik, ilmu hukum , ilmu ekonomi, ilmu sosiologi, ilmu bahasa dan sebagainnya.

Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut para filsuf, antara lain :
1) Cristian Wolff
Cristian Wolff mengklasifikasikan ilmu pengetahuan ke dalam tiga kelompok besar , yakni ilmu pengetahuan empiris, matematika, dan filsafat. Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut Cristian Wolff dapat diskemakan sebagai berikut :
a. Ilmu pengetahuan empiris
· Kosmologis empiris
· Psikologis empiris
b. Matematika
o   Murni : aritmatika, geometri, aljabar
o   Campuran : mekanika, dan lain-lain
c. Filsafat
· Spekulatif (metafisika)
   o   umum:ontologi
   o   khusus: psikologi, kosmologi, theologi
· Praktis
   o    intelek: logika
   o    kehendak; ekonomi, etika, politik.
   o    pekerjaan fisik: tekhnologi

2) Auguste Comte
Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan yang dikemukakan Auguste Comte sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala-gejala dalam ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu. Kemudian disusul dengan gejala pengetahuan yang semakin lama semakin rumit atau kompleks dan semakin kongkret. Karena dalam mengemukakan penggolongan ilmu pengetahuan, Auguste Comte memulai dengan mengamati gejala-gejala yang paling sederhana, yaitu gejala yang letaknya paling jauh dari suasana kehidupan sehari-hari. Urutan dalam penggolongan ilmu pengetahuan Auguste Comte sebagai berikut:
§   Ilmu pasti (matematika)
§   Ilmu perbintangan (astronomi)
§   Ilmu alam (fisika)
§   Ilmu kimia
§   Ilmu hayat (fisiologi atau biologi)
§   Fisika sosial (sosiologi)

Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut Auguste Comte secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagi berikut:
· Ilmu pengetahuan
        aLogika (matematika murni)
        bIlmu pengetahuan empiris (astronomi, fisika, biologi, sosiologi)
·Filsafat
        a.Metafisika
        b.Filsafat ilmu pengetahuan

DAFTAR PUSTAKA
§  Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
§  Rizal Mustansyir dan Misnal Munir. 2001. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.




0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management